Minggu, 16 September 2012

mimpi

.....berharap suatu saat bisa memakai toga wisuda lagi, tapi kali ini dengan slempangnya.Amiin....

Sabtu, 15 September 2012

5 ciri perusahaan yang ramah

5 ciri perusahaan yang ramah bisa dilihat sebelum anda mulai bekerja di sana dengan melihat lingkungan yang berada di sekitarnya. 5 ciri perusahaan yang ramah terhadap para karyawannya akan sangat membantu kinerja mereka. Karena para karyawan yang merasa nyaman dengan peraturan perusahaannya secara otomatis kinerjanya akan meningkat dan menguntungkan kedua belah pihak. Ada beberapa perusahaan yang mempunyai kebijakan yang sangat merugikan karyawan dan perusahaan semacam inilah yang mematikan kreatifitas karyawan.

Ciri pertama yang bisa anda lihat untuk menilai perusahaan anda adalah karyawan direkrut berdasarkan keberagaman dan dibina sejak awal. Banyak perusahaan yang melakukan pendekatan reaksioner untuk menghadapi isu-isu tertentu. Namun perusahaan yang baik dan ramah terhadap karyawannya akan memberikan pelatihan untuk setiap karyawan untuk menularkan sikap suportif. Selain itu juga menerima karyawan lain dengan berbagai latar belakang yang berbeda. Perilaku karyawan akan digodok sejak awal sehingga mengurangi keluhan di kemudian hari.

5 ciri perusahaan yang ramah yang ke dua adalah setiap karyawan berprestasi diberi kesempatan menduduki jabatan penting. Di perusahaan tersebut, karyawan perempuan dan laki-laki diperlakukan sama dan memperoleh hak yang sama pula. Misalnya jika ada karyawati yang berprestasi, maka karyawati tersebut juga bisa menempati posisi yang lebih tinggi walaupun dia seorang perempuan. Jadi, di dalam perusahaan tersebut tidak ada diskriminasi antara laki-laki dan perempuan.

Ciri ke tiga adalah kebijakan yang dibuat mencerminkan nilai-nilai perempuan. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa perusahaan yang mayoritas jajaran top-level diisi oleh perempuan akan menciptakan lingkungan lebih baik bagi karyawan perempuan, dan begitu pula sebaliknya. Namun, tidak menutup kemungkinan juga pada kebijakan yang diberlakukan di dalamnya. Jika atasan anda tidak menganut nilai-nilai yang menyertainya dan tidak bersedia mengakui kebutuhan individu berarti konsep kesejahteraan karyawan hanya sekedar wacana.

5 ciri perusahaan yang ramah yang ke empat adalah karyawan diberikan jam kerja yang fleksibel. Misalnya, jika karyawan perempuan lebih sering meminta ijin setengah hari karena anaknya sedang sakit. Hal tersebut tidak boleh dianggap sebagai pilih kasih maupun memandang miring kenyataan ini. Seorang perempuan yang masih memperhatikan keluarganya juga bisa dikatakan sebagai seorang yang bertanggung jawab. Untuk itulah, yang dimaksud dengan jam kerja fleksibel adalah bekerja dalam jumlah waktu yang sama dan mengerjakan tugasnya dengan tuntas.

Ciri yang ke lima adalah program dan fasilitasnya. Kebijakan perusahaan mengenai fasilitas apa yang mereka sediakan akan mencerminkan nilai-nilai mereka. Bila tidak ada benefit atau fasilitas yang ditawarkan, anda secara otomatis langsung tahu dan faham bagaimana perusahaan tersebut menghargai karyawannya. Misalnya, promosi jenjang karir, bonus, dan lain sebagainya. Jika anda melihat ke lima ciri tersebut ada pada perusahaan anda atau pada perusahaan yang anda lamar, berarti anda sudah tepat dalam menentukan pilihan. Tetapi jika kenyataannya anda tidak merasakan benefit tersebut di perusahaan tempat anda bekerja sekarang, sebaiknya anda tidak berdiam diri. Anda harus berusaha mencari perusahaan lain yang lebih baik dari sekarang. Mungkin sebagian orang akan menganggap anda terlalu pilih-pilih pekerjaan, tetapi yang merasakan semuanya adalah anda. Jadi, anda tidak perlu terpengaruh omongan di luar karena kesuksesan anda harus anda capai sendiri. Terkadang seseorang akan lebih memilih jalur aman sebagai karirnya, yaitu tetap bertahan di perusahaan yang sekarang walaupun kualitasnya buruk daripada meninggalkan zona aman dan mengejar yang terbaik. Di sinilah anda harus mulai berpikiran berani. Jika sekarang anda berada di zona aman tetapi tidak mendukung kebahagiaan dan kenyamanan anda, sebaiknya tinggalkan zona aman anda dan mulai cari sesuatu yang lebih baik. Walaupun tidak mudah, tetapi anda harus tetap berusaha keras.


dikutip dari http://infoduit.com/5-ciri-perusahaan-yang-ramah

Jumat, 14 September 2012

puisi cinta untuk ibu

Ibu..
22 tahun sudah raga ini membersamaimu
diri ini bergantung padamu
tanpa bisa membahagiakanmu

Ibu..
maafkan anakmu..
yang sering tidak melakukan kewajiban sebagai anak
sering melalaikan tugas rumah
hanya karena alasan ada ujian, rapat sampai sore, hingga alasan baru sekarang ini..
capek habis pulang kerja..

Aku tahu Ibu..
Ibu pasti lebih capek
capek tenaga..
capek hati..
tapi sekejap saja langsung kau abaikan
demi keikhlasanmu menjadi seorang Ibu

Selamat hari lahir Ibu...
maaf belum bisa memberikan apa-apa di usiaku ini
suatu saat nanti Ibu...
aku akan membalasnya
dengan izin Allah
meskipun tak setimpal dengan pengorbanananmu

#puisi amburadul

Senin, 10 September 2012

Memori Masa Silam

Siang ini, otakku tiba-tiba meletupkan kembali memori di bawah sadar yang sudah lama tersimpan rapi di filenya...
tiba-tiba teringat dengan temen SMA ku yang bernama Noor Hestisara Hudanareswari a.k.a tesa- yang sudah jarang sekali kontak apalagi ketemu karena dia mungkin sengaja "menghilang" tanpa ku tahu alasannya apa. teringat akan novel-novel karyanya yang ditulis di buku tulis 100 lembar. Meskipun lebih banyak lupa dengan isi cerita yang dia buat -jujur saja, dia menulis dengan bahasa sastra yang kadang berbelit-belit dan tak dapat dipahami oleh otakku yang "pas-pasan"- haha. Tetapi teringat sedikit tentang karyanya..yg melibatkan aku sebagai tokohnya. Ada yang ingin aku "Amin" i disini...di dalam ceritanya,, aku adalah seorang psikolog yang membuka praktek di rumah. Amiin...semoga suatu saat itu benar-benar terwujud, meskipun kini jalanku masih berbelok-belok tak tentu arah.haha. Dan di dalam cerita itu juga -yang ini di "AMIN" i juga nggak ya...- ceritanya, aku bersuamikan seorang arkeolog -yang ini, si tesa sendiri yang memilihkan profesi suami fiksiku-
sayangnya, novel itu belum terselesaikan ketika kami lulus dari bangku SMA. Jadi, aku ngga tahu cerita kehidupanku di novel itu.hehe. Ini ceritaku hari ini. Apa ceritamu? :)

Minggu, 09 September 2012

Masya Allah...

Kata ini selalu terucap setiap kali mendengar cerita demi cerita yang keluar dari bibir salah seorang teman seperguruan di sekolah agama yang aku datangi setiap hari ahad. Dia...perempuan yang masih terbilang muda -karena dari wajahnya juga masih terlihat segar dan cantik tentunya-. Usianya 28 tahun..dan sudah dikaruniai 4 orang anak. Anak-anaknya masih kecil lagi (anak I : SD, anak II : 3 tahun, anak III dan IV : Kembar, usia 2,5 tahun). Belum-belum aku sudah mengucap...masya allah..

Usut punya usut, ternyata dia menikah di usia muda. Usianya saat itu sekitar 19-20 tahun, tepatnya saat dia ada di bangku kuliah semester 3. Kalau saya pribadi, pada semester itu...jangankan kepikiran untuk nikah. Memikirkan tugas-tugas kuliah yang semakin banyak saja pusing. Jangan salah, perempuan ini menikah bukan karena sudah pacaran lama dengan teman prianya. Sama sekali tidak! Dia mengenal suaminya yang sekarang dalam proses ta'aruf 7 bulan dan selanjutnya..memutuskan untuk menikah. Mengucap masya allah untuk yang kedua kali.

Perempuan ini kemudian bercerita aktivitasnya sehari-hari. Sekitar jam 3 pagi, dia sudah bangun untuk solat malam dan aktivitas terus berlanjut sampai malam hari tanpa diselingi tidur (info : temanku ini tidak punya pembantu RT atau tinggal dekat dengan orang tua / mertua). Aku pikir aktivitasnya hanya mengurus anak dan rumah. Ternyata aku salah! Perempuan ini selain menjadi ibu rumah tangga juga merupakan wanita karir. Nggak tanggung-tanggung..dia bekerja di bagian kesekretariatan di perseroan terbatas, sebuah perusahaan penerbit besar yang ada di Solo. Kantornya di belakang mall Paragon (yang rumahnya di Solo pasti tahu kan :p)... Masya Allah... (untuk yang ketiga kalinya).

Maaf, sedikit membandingkan dengan tetangga yang bekerja di perusahaan yang sama, dengan beban kerja yang aku rasa juga sama. Tetanggaku itu hanya mempunyai dua anak. Tapi kalau kulihat, anak-anak tetanggaku itu seperti "anak eyang" terkadang malah (maaf) lebih akrab dengan pembantunya. (Yang saya tahu, dilema kebanyakan wanita karir itu seperti itu. Pekerjaan OK, tapi rumah tangga...? jangan ditanya). Jujur saja, aku sendiri sering membayangkan : apakah aku sanggup dan mampu bekerja di luar rumah setelah menikah dan punya anak nanti ya? apa suamiku nanti akan mengijinkan aku bekerja di luar rumah ya? bagaimana kalau aku mendapatkan suami yang tidak membolehkan istri bekerja? apa sebaiknya aku jadi ibu rumah tangga sejati saja, agar perkembangan fisik dan psikologis anak-anakku optimal? tapi, kalau penghasilan suami ternyata tidak mencukupi? bagaimana? jangankan sudah menikah, sekarang saja...aku sering merasa kelelahan sepulang bekerja. Kadang-kadang sampai rumah sudah malas untuk menyentuh pekerjaan rumah tangga -dimana seharusnya, sebagai anak, aku harus membantu Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga-

Aku iseng bertanya : " tips mu mengatur waktu apa mbak? " temanku menjawab dengan sedikit curhat : " apa ya...?? ya dijalani saja. Kadang aku juga membayangkan kok, waduh..anakku empat..nanti siapa yang nganter sekolah, aku kerja, papanya kerja, siapa yang mengasuh si kecil..bla..bla..bla..tapi kalau cuma dipikir ya bikin stres. Bismillah..dijalani saja...khusnudzon pada Allah SWT.

Ya...aku tahu...ternyata itu kuncinya. Khusnudzon pada Allah SWT dan tentu saja selalu berupaya memberikan yang terbaik untuk keluarga. Barangkali tetap ada efeknya : capek karena kurang tidur, berat badan menurun, dan lain-lain -seperti efek yang dirasa temanku ini-. Tetapi kata dia lagi, itu semua ada hasilnya. Katanya : "waktu aku nggendhong anakku, ternyata awake (badan) anakku ethes (kuat dan berisi). Ada rasa bangga juga. Pagi-pagi masak untuk anak, pulang kerja belum mandi dan istirahat langsung nyuapin anak, tidur paling malem, bangun paling pagi, ternyata ada hasilnya. Yang penting itu dijalani dan berfikir positif kalau bisa melampaui ini semua. Memang benar perkataannya...bukankah Allah SWT itu sesuai dengan persangkaan hamba-Nya...Masya Allah...

Sabtu, 08 September 2012

Dunia baru...dunia nyata

Mungkin sedikit terlambat, atau bahkan amat sangat terlambat untuk mengekspresikan kehidupan baruku setelah satu tahun satu bulan dua puluh tujuh hari yang aku lalui.Tapi tak apa..hitung-hitung latihan menulis agar puzzle-puzzle kehidupan ini tak lenyap termakan waktu :p

Dunia baru, dunia nyata...bagi yang belum tahu...inilah dunia yang kita tapaki setelah lulus dari bangku kuliah. Pernah mendengar dari beberapa orang bahwa dunia ini mengerikan jika kita tidak dapat survive. Saat itu hanya bertanya-tanya : "Ah...Yg benar.."

Pertanyaan-pertanyaan itu pada akhirnya hilang termakan oleh kesibukan sebagai mahasiswa akhir. Sebagai anak yang ingin membahagiakan orang tua, saat itu inginnya segera cepat...cepat..cepat..meninggalkan bangku kuliah dengan mempersembahkan hasil yang memuaskan. Sampai pada akhirnya...

Hari ini..kembali terngiang dengan perkataan orang-orang : "welcome to the jungle" pada mahasiswa yang telah meraih gelar sarjana. Ternyata dunia nyata memang benar-benar seperti hutan -setidaknya di duniaku sendiri, sekarang-. Aku melihat banyak serigala berbulu domba: terlihat akur,kompak,dan tersenyum satu sama lain, tetapi di belakang mereka saling mengumpat, mencari-cari kesalahan rekannya, bergosip yang dilebihkan, bahkan sampai memutarbalikkan fakta. Astaghfirullahaladzim...aku sampai mengelus dada. Inilah potret manusia yang menghuni bumi, sebenarnya???...Yang tidak habis pikir, atas dasar apa mereka melakukan itu? jabatankah? untuk menunjukkan dirinya yang paling baik kah? apakah seperti itu caranya survive dengan lingkungan yang seperti jungle ini? semestinya tidak..!

Mungkin aku terlalu polos untuk dunia seperti ini. Yang aku ingat, ibuku selalu menasihati : jagalah lisanmu! Aku juga teringat pesan ayahku : jangan seperti manusia kebanyakan. Manusia kebanyakan,biasanya adalah yang salah. Teringat pula akan pesan teman : Do the best for your life! abaikan omongan-omongan yang tidak penting. Yaaahh...hanya itulah yang menenangkan hatiku untuk saat ini, untuk tetap menapaki takdir yang telah Sang Pencipta tetapkan untukku. Beginilah caraku survive dengan lingkungan baru ini. Semoga kuat sampai akhir :)