Jumat, 17 Juli 2020

Aliran Rasa Bunda Cekatan #batch 1]

Menjadi mahasiswa Institut Ibu Profesional nomaden adalah tantangan tersendiri bagi saya. Masih ingat betul, saat kelas matrikulasi.. saya berdomisili di Serang Banten. Masuk kelas bunda sayang, saya sudah hijrah ke kota metropolitan Jakarta. Mengikuti ritme dan budaya berbeda dalam interaksi via WA grup (dan sesekali tatap muka di kegiatan rumbel) bukan perkara mudah. Sering "roaming" dengan pembicaraan yang ada,, karna newbie, anggota baru. Pelan-pelan mencerna. 

Tiba saatnya masuk kelas bunda cekatan (buncek). Tantangan semakin bertambah: 1. Saya pindah domisili lagi (kali ini menetap di kampung kelahiran) 2. Saya pasca lahiran anak pertama (saat kelas buncek, lagi riweuh2 nya belajar MPASI) 3. LDM dengan suami 4. Metode belajar yang ternyata berbeda dengan kelas2 sebelumnya. Bisa dibayangkan? Di kelas-kelas sebelumnya, saya berpartner dengan suami. Belum memiliki anak. Masih banyak waktu longgar 🤭. Tapi kelas kali ini? sempat maju mundur saat mba Lia, KaHIMA IP Soloraya memastikan keikutsertaan saya di batch 1. Khawatir putus di tengah jalan karna tidak bisa membagi waktu dsb nya. Tapi, bismillah. Saya niatkan belajar. Saya terima tantangan. Saya ambil segala resiko, dan Alhamdulillah... Saya mampu bertahan. Keadaan inilah yang membuat saya bertahan di kelas ini. Jujur, berulang kali ingin mengibarkan bendera putih karna merasa berkejaran dengan waktu pengumpulan jurnal. Tapi saya yakinkan diri; saya butuh cekatan di bidang ini. Saya tak boleh menyerah. Ya, selama 6 bulan belajar di kelas buncek.. saya memilih menetapkan 1 dari 4 mindmap yg saya buat: cekatan dalam komunikasi keluarga LDM.
.
Bahagia sekali saya bertemu dengan teman-teman yg se vibrasi. Hutan ilmu yang Masya Allah... Terbuka lebar untuk dijelajahi. Mata ini berbinar melihat buah-buahan bergelantungan dari pohon rimbun. Eits, jangan sampai tersesat. Ingat petamu! Itu yang selalu saya pegang. Dari yg lebih sering  jempol ketemu jempol saat berkomunikasi dengan suami menjadi lebih sering bertatap muka. Dari yg hobi memendam rasa hingga akhirnya menjadi bom waktu menjadi lebih terbuka. Dari yg lebih memilih ketemu bantal daripada menerima telfon hingga akhirnya membuat jadwal telefonan 😁
.
Tak terasa sampai juga di penghujung kelas. WhatsApp grup ramai 3 malam berturut-turut demi membahas video selebrasi. Ide-ide muncul satu persatu bagai gayung bersambut. Semua ide digodok, dikemas, dan disatukan dengan apik di tangan sang ahli. Aah, tak bosan nonton video ini berulang kali. Inilah persembahan dari kami: "kupu-kupu bahagia dari Solo" 🤗
.
.
#aliranrasabuncek1
#selebrasibuncek1
.
.

Senin, 06 Juli 2020

Jurnal 7: rayakan kemajuan

Kupu-kupu ku kuncup..
Ia masih butuh belajar untuk mengepakkan sayapnya..
Warnanya pink dan biru,
Melambangkan si Venus dan mars yg ingin bersatu menjadi padu,
Berkolaborasi mengepakkan sayap terindahnya kelak..
.
Apa kemajuanku? Inilah pandangan orang lain tentangku,,



#jurnal 7
#terimakasihmentor
#kelaskupukupu
#bundacekatan
#institutibuprofesional

Selasa, 30 Juni 2020

Jurnal 6: Mastermind

1. Jumat
Suksesmu hari ini: nothing
Apa yg membuat sukses/tdk: kalut dgn kabar duka keluarga. Konsentrasi terpecah.
Sukses untuk besok: komunikasi menguatkan value keluarga saat diluar rumah
2. Sabtu
Suksesmu hari ini:
-Berani berkata TIDAK untuk hal-hal yg tdk sesuai dgn value keluarga tanpa menggurui.
-Pillow talk bersama suami: membicarakan batas waktu LDM
Apa yg membuat sukses:
-Briefing bersama suami sebelum keluar rumah
- Suami pulang. Bisa tidur siang. Sehingga malam tdk terlalu lelah untuk berbincang.
-Sukses untuk besok: skala prioritas anggaran keluarga
3. Ahad
Suksesmu hari ini:
Rencana menyelematkan nilai rupiah dgn membeli emas
Apa yg membuat sukses:
- Berani membuka percakapan tanpa takut soal pengeluaran diluar yg sudah dianggarkan
Apa yg membuat sukses:
-Choose the right time
Sukses untuk besok:
-Memulai lagi komunikasi LDM dgn lebih baik
4. Senin
Suksesmu hari ini:
-Video call dgn suami
Apa yg membuat sukses:
- choose the right time
- memanfaatkan aplikasi voice note & aplikasi WA terlebih dahulu sebelum VC
Sukses untuk besok:
-transfer ilmu komunikasi produktif kepada pasangan
5. Selasa
Suksesmu hari ini:
- mendapatkan feedback dari suami tentang komunikasi produktif yg telah (dan masih terus) dilakukan.
Apa yg membuat sukses:
- menjaga emosi
- VC bukan by teks

Aliran rasa:
Fokus pada diri sendiri dan keluarga lebih menenangkan hati. Terkadang,, karna terlalu melihat sekeliling, kita lupa mensyukuri kelebihan diri kita, suami, anak. Mastermind ini menggembleng saya untuk lebih on track. Dengan berkomunikasi produktif, regulasi emosi lebih terkendali

#jurnal6
#kelaskupukupu
#bundacekatan
#institutibuprofesional

On picture: My photo diary during the challenge



Senin, 22 Juni 2020

False celebration, 360° feedback, dan progress

Alhamdulillah, kelas kupu-kupu sudah sampai pada pekan kelima. Mengevaluasi apa yg telah saya lakukan dalam berkomunikasi jarak jauh dengan suami.. saya lampirkan progress di bawah ini:


Secara keseluruhan, proses belajar ini berjalan efektif. Akan lebih baik lagi jika dijalankan sesuai deadline yg telah dibuat. Untuk kegiatan pillow talk, belum berjalan dengan baik dikarenakan saya dan suami yang sama-sama kelelahan dengan kegiatan masing-masing sepanjang hari sehingga inginnya langsung tidur ketika semua pekerjaan telah selesai. Sebagai alternatif pengganti,, setiap ingin membicarakan sesuatu hal penting kepada suami.. saya teks beliau via WA,, kapan punya waktu longgar.. atau bisakah saya menelpon saat itu. Alhamdulillah, selama ini semua permasalahan terselesaikan dengan win win solution.

Feedback dari mentor dan suami Alhamdulillah baik. Adapun dari saya pribadi, saya merasa masih membutuhkan jam terbang tinggi untuk menguasai semua ilmu yang telah dipelajari selama ini.
.
#tahapkelima
#kelaskupukupu
#bundacekatan
#institutibuprofesional

Senin, 15 Juni 2020

Check in: jurnal keempat

Pola pendekatan mentor mentee yang disepakati sebelumnya adalah dengan menggunakan aplikasi messenger dan menentukan jam online tetap untuk berkomunikasi, namun karena ada kendala baik dari mentor maupun mentee,, akhirnya disepakati bahwa komunikasi menggunakan aplikasi whatsApp. Chatting digunakan untuk koordinasi jam ngobrol bareng via telefon atau video call. Penambahan aplikasi voice note apabila ada hal mendadak yg hendak ditanyakan namun belum ada kesepakatan jam online.

Selama ini, pendekatan belajar dengan metode tersebut lancar. Mba Putri selaku mentor selalu rutin mengingatkan jurnal, live dari Bu Septi, serta progress dari action plan. Juga berbagi pengalamannya dalam menangani kasus serupa.

Di pekan keempat ini, saya berkesempatan menyampaikan progress dari target dan langkah yang telah saya buat di action plan. Copy action plan juga telah saya tunjukkan dan mba putri menyampaikan beberapa saran. Ada sedikit perubahan yang saya buat sesuai dengan saran dari mba putri. Semoga dengan komitmen kami berdua, perjalanan mentorship ke depannya jauh lebih tertata dan tepat sasaran.

#kelaskupukupu
#bundacekatan
#institutibuprofesional
#janganlupabahagia

Senin, 08 Juni 2020

Jurnal pekan 3: Action plan

Bismillah, setelah di kelas telur,ulat, dan kepompong kami berusaha merumuskan ketrampilan apa yang kami butuhkan untuk menjadi cekatan, saya memilih manajemen emosi dan komunikasi menjadi prioritas utama saya. Di kelas ulat dan kepompong, belajar manajemen emosi menjadi prioritas karna komunikasinya orang dewasa bukan dgn emosi namun nalar. Maka, saya perbaiki emosi ini terlebih dahulu untuk dapat berkomunikasi produktif. Merasa cukup mendalami materi manajemen emosi selama 3 bulan, saya melakukan percepatan belajar dengan mengambil komunikasi produktif (pasangan LDM) di kelas kupu-kupu ini. Berikut adalah Action plan dan target yang saya buat.



#tantangan30hari
#kelaskupukupu
#bundacekatan
#institutibuprofesional

Rabu, 13 Mei 2020

Jurnal 2 kelas kupu-kupu: meet up dengan mentor

Hari ini, saya berhasil meet up dengan mentor -mba Putri- via videocall (vc) messenger. First impression saat lihat beliau pertama kali lewat layar HP...Nampak beliau ibu yang sabar (terlihat saat menangani 3 anaknya yang "gaduh" saat proses vc berlangsung, low profile, lembut, dan berjiwa empati. Berbeda dengan tebakan saya. Beliau dari Malang. Sebagai orang Jawa timur-an, saya pikir beliau tegas, medhok dengan logat khas Malang. Hehe.
.
Kebetulan saya memiliki keterbatasan waktu untuk vc karena masih memiliki bayi yang jam biologis nya belum beraturan. Jadi, mumpung bisa bertegur sapa dengan mba Putri...sekalian saya sampaikan tantangan terbesar dalam mentorship ini. Oya, disini saya sebagai mentee dari mba Putri..ingin menggali ilmu dari beliau soal komunikasi produktif dengan pasangan yang LDM. Beliau tidak ada pengalaman tentang itu, namun bersedia membantu.
.
Skill komunikasi produktif bukanlah skill baru karna kami sudah mendapatkannya di kelas bunda sayang. Namun, skill komunikasi sebagai pasangan LDM dengan satu anak benar-benar menjadi skill baru bagi saya. Saya, yang awalnya serumah dengan suami harus LDM saat si kecil lahir. Ini berarti saya mendapatkan 3 tantangan sekaligus: bagaimana komunikasi tetap lancar dengan suami, bagaimana agar komunikasi ayah-anak tetap lancar, dan juga melatih komunikasi saya dengan anak (karna sewaktu mengikuti kelas bunda sayang, saya belum memiliki anak). Hal ini sudah saya utarakan dengan mba Putri via vc dan saya berinisiatif untuk membuat jadwal selama 8 pekan guna mencapai tujuan saya yaitu terampil berkomunikasi dengan pasangan dan anak.

#tahapkupukupu
#bundacekatan
#institutibuprofesional
#janganlupabahagia