Senin, 28 Mei 2018

Throwback

“Jika dua orang ditakdirkan bersama, maka dari sudut bumi manapun mereka berasal pasti akan dipertemukan”
“Berdoa dalam diam adalah cara mencintai yang paling romantis”

Januari 2013
“Assalamualaykum.. ini nomer milla ya? Ini dari Habib temen SMP. Masih ingat?”

Sms 4 tahun silam masuk ke HP jadulku. Masih aku abaikan, sama seperti 9 tahun lalu saat aku mengabaikan sebuah surat dari seorang laki-laki yang menyatakan perasaan cintanya.  Ya.. laki-laki yang sama. Surat cinta yang tak pernah berbalas, karna saat itu aku masih duduk di bangku SMP dan masih terlalu cuek atau isi surat yang memang tak membutuhkan jawaban. Masih teringat, laki-laki kalem, manis, polos dan selalu menjadi jawara di kelas, menuangkan perasaan “cinta” nya dan mengatakan akan “menembak” ku kelak di waktu dewasa. Aku anggap saat itu hanya guyonan dan sebatas cinta monyet anak SMP dan akhirnya terlupakan dengan euphoria masa remajaku di bangku putih abu-abu dan perkuliahan……..

 Juni 2013
“Assalamualaykum, dari Habib. Maaf, Milla sudah ada calon? Boleh tidak saya taaruf?

What?? Terlintas jodoh saja belum dan kakak yang terpaut 3 tahun di atasku saja belum ada yang mengajak taaruf. Memang saat itu aku sudah bekerja dan masuk umur. Sah-sah saja jika berkenalan dengan seorang laki-laki yang memang mengajak serius. Lalu aku sampaikan semuanya pada kedua orang tuaku. Beliau berdua berkata, kalau memang dia lelaki sholih, apa salahnya..OK. Sms belum aku balas. Tiap malam aku memanjat doa, istikharah pada-Nya, apakah beginilah jalannya takdirku. Memohon petunjuk dan memantapkan hati untuk taaruf. Sms bulan Juni itu pun berbalas di bulan November dengan jawaban singkat, padat, dan jelas: “OK, Boleh”.

Proses taaruf yang lama karna kami terpisah jarak Lampung-Solo. Tak banyak yang aku atau dia tanyakan karna sebetulnya kami teman yang sudah lama saling kenal tapi tak berjumpa dan tak saling komunikasi 9 tahun lamanya. Singkat cerita, di akhir Maret 2014 dia melamarku dan di tanggal 29 Mei 2014 pukul 16.00 WIB telah sah kami menjadi suami istri.
Tak habis pikir, kenapa ada laki-laki yang kuat menahan diri untuk tidak berpacaran, menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan positif, sekolah dengan sungguh-sungguh, lulus kuliah, kerja dan akhirnya mapan lalu memutuskan mencari info tentang gadis di masa SMP yang ditaksirnya. Gadis yang sama sekali tidak pernah dihubunginya semenjak lulus SMP atau bahkan bertemu. (Sebenarnya dalam beberapa kesempatan, kami pernah bertemu. Tapi Maha Suci Allah yang menutup pandangannya dari hawa nafsu. Saat itu, dia tak menyadari keberadaanku).

Pada suatu malam,….
“Yah, dalam 9 tahun itu sama sekali nggak ada cewek yang kamu taksir?” (Aku masih saja penasaran).
“Ada..tapi aku selalu keinget kamu bun, entahlah”, jawabnya.
“Bukan 9 tahun lho bun…aku suka kamu udah sejak dari kelas 1 SMP”, aku nya lagi.
“Whatt??? Jadi sudah berapa purnama kamu lalui untuk menungguku, Yah?”

Dan aku ambil sekotak kardus yang tersimpan rapi di laci almariku…
Sebuah surat warna biru dengan akhir kalimat: “Aku akan “nembak” kamu kalo nanti kita sudah gede”
Ku serahkan pada suamiku yang tersipu malu.
“Yah, terima kasih sudah bersabar menunggu dan “menembak” bunda di waktu yang tepat”

Tidak ada komentar: