Rabu, 25 Maret 2020

Seni momong bayi: beri apresiasi

Kelelahan menjadi pemicu utama emosi bagi ibu rumah tangga yg memiliki anak. Begitu pula saya. Maka, saya memilih puasa marah dan meningkatkan skill komunikasi positif sebagai tantangan 30 hari.


Hal yang membuat marah mendera adalah saat anak tidak segera tidur di jam nya atau susah makan. Pagi ini setelah exhale inhale sejenak, seperti biasa saya menyuapi bayi 9.5 bulan makan. Di awal, saya sounding terlebih dahulu: "adek makan lahap ya.. biar sehat, berisi badannya". Alhamdulillah, suapan pertama dan kesekian mau. Saat tinggal sedikit, kakungnya datang. Bayi merajuk minta gendong. Saya bujuk untuk menyelesaikan makannya terlebih dahulu. Bayi menjadi ogah2an makan. Kakungnya menambahi dengan kalimat yg tidak memotivasi. Hampir runtuh pertahanan diri ini. Lalu segera tersadar, saya menantang diri untuk bertutur positif. Alhamdulillah, bayi menyelesaikan makannya juga. Tak lupa saya apresiasi bayi dan dia terlihat senang.

Siangnya, bayi susah tidur. Sudah hampir terpancing lagi emosi untuk main fisik tapi urung. Saya alihkan untuk mencicil membuat MPASI bayi sambil sesekali menengok bayi yang asik main sendiri di kamarnya. Makan sore berhasil dilalui tanpa drama. Tiba saatnya tidur malam. Bayi mulai rungsing. Ngantuk tapi polah kesana kemari. Tangan ini tak kuasa mencubit pantatnya. Lalu setelah saya tinggal solat isya, saya sengaja pura-pura tidur di lantai dengan harapan bayi segera menyusul tidur di kasurnya. Saya tidur membelakangi bayi. Tiba2 terdengar suara: gludukkk!!!! Pecahlah tangisan si bayi. Jatuh dia. Sontak saya terbangun. Saya gendong dan tenangkan. Barulah dia mau tenang nenen di pangkuan dan akhirnya tertidur.

Tantangan hari kedua ini saya GAGAL.

#Tantangan30hari
#KelasKepompong
#BundaCekatan
#IbuProfesional

Tidak ada komentar: